RAMFOOTBALL. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Masalah Tiada Akhir Sepakbola Indonesia

Dualisme menjadi kata yang sering didengar dalam persepakbolaan Indonesia dalam satu tahun terahir. Setelah terjadi di tingkat club dan kompetisi, kini dualisme terjadi dipihak asosiasi.

Ya, kini Indonesia punya dua PSSI. Organisasi di bawah komando Djohar arifin mendapat tandingan. Lewat Kongres Luar Biasa (KLB), 18 September 2012, Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) resmi melahirkan PSSI Tandingan. La Nyala Matalitti terpilih menjadi ketua umum dan Rahim Soekasah sebagai wakilnya.

Adanya dua PSSI itu jelas punya efek besar. Bukan tidak mungkin akan tercipta pula dualisme di timnas. Pasalnya, sejak awal KPSI sudah berencana untuk merombak susunan skuad timnas. "Susunan skuad timnas mesti direvisi. Untuk pemilihan pemain, saya akan rangkul semua. Termasuk Jika ada pemain dari IPL yang berkualitas, seperti Andik Firmansyah,” Kata La Nyala, seperti dikutip Oktomagazine dari harian Soccer, 24 Maret 2012.

Kondisi ini jelas memprihatinkan. Sebab tak pernah ada dalam sejarah sebuah negara mengirimkan dua timnas untuk ikut dalam turnamen yang sama. Jika hal itu sampai terjadi, ancaman sangsi dari FIFA tinggal menunggu waktu. Celakanya, PSSI seperti lepas tangan andai hal itu benar-benar terjadi.

"Jika jatuh sanksi dari FIFA kami tidak akan bertanggung jawab karena kami telah menjalankan arahan FIFA, termasuk menggelar kongres tahunan dan mengajak club untuk rekonsiliasi," Ujar Sekjen PSSI Bidang Luar Negeri, Rudolf Yesayas, 20 Maret 2012.

Dalam butir-butir hasil putusan kongres tahunan yang terselenggara di Palangkaraya, 19 Maret 2012, PSSI memang menyebut upaya rekonsiliasi guna memperbaiki benang kusut sepak bola Indonesia. Sayang, sejauh ini upaya nyata dan perencanaan yang jelas soal itu tak dijabarkan secara terperinci.

Salah satu yang belum diputuskan adalah bentuk rekonsiliasi untuk club yang tengah dilanda dualisme kepengurusan. Selain itu, tuntutan agar enam club yakni PSM Makasar, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Bontang FC, Persebaya Surabaya, dan PSMS Medan tak ditempatkan dikasta tertinggi sepak bola Indonesia juga harus diambil jalan keluar.

"Kami masih menunggu tindakan PSSI, bentuk rekonsiliasinya seperti apa.Kami juga meminta enam tim itu berada di sana (Kasta tertinggi)," Ujar Direktur Teknik Sriwijaya FC, Hendri Zaenuddin.
Tunggu Nasib
Baik Djohar Arifin Maupun La Nyalla Matalitti sama-sama mengklaim bahwa organisasi pimpinannya sebagai pihak yang sah. Tindakan lanjutan pun ditempuh. Djohar cs. mengirimkan laporan hasil kongres ke AFC dan FIFA. Tak mau kalah, La Nyalla pun menyatakan bahwa pengurus PSSI versi KPSI segera mencari pengakuan dari FIFA dan AFC melalui jalur Badan Arbitrase Olahraga (CAS).

"Kami akan masuk ke CAS. saya punya keyakinan Komite Eksekutif FIFA tidak akan mengambil putusan apapun sebelum ada putusan dari CAS," Ujar La Nayalla.
La Naylla optimis CAS akan mengakui pengurus PSSI Versi KPSI. "Saya optimis. Berbeda dengan kongres tahunan di Palangkaraya, KLB KPSI didukung oleh pemilik suara yang sah dan bukti-bukti keabsahan pemilik akan diberikan ke CAS," katanya.

Tak ada yang bisa dilakukan oleh pecinta sepak bola ditanah air selain menunggu. Berdasarkan agenda kegiatan FIFA, akan ada pertemuan komite asosiasi pada 26 Maret dan sidang EXCO FIFA pada 29-30 Maret. Pada saat itulah, nasib sepakbola Indonesia ditentukan. Jika pada akhirnya sanksi yang didapat, aksi saling menyalahkan haram digunakan.

Sumber : http://www.oktomagazine.com/oktosport/football/1899/masalah.tiada.akhir.sepakbola.indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar